Kamis, 10 Juli 2008

Pendekatan Evaluasi Kurikulum secara Kuantitatif & Kualitatif

Titik awal untuk mengevaluasi sebuah program adalah keingintahuan peneliti untuk mengetahui sejauh mana tujuan program sudah dinyatakan berhasil. Seperti halnya jika mengevaluasi kurikulum yang merupakan suatu kegiatan yang disengaja untuk mengetahui seberapa tinggi keberhasilan kurikulum yang telah dilaksanakan. Evaluasi kurikulum sangat urgen dan bermanfaat terutama bagi pengambilan keputusan, maksudnya pengambilan keputusan apakah ingin melanjutkan kurikulum tersebut ataupun tidak. Alasan yang paling kongkret adalah dengan masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan.
Berdasarkan hasil dari pelaksanaan program evaluasi kurikulum yang telah dilaksanakan ada 4 kemungkinan kebijakan; 1. menghentikan program karena dipandang program tersebut tak ada manfaatnya atau tidak dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan, 2. merevisi program karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan, 3. melanjutkan program karena pelaksanaan program menunjukkan segala sesuatunya sudah berjalan dengan harapan, 4. menyebarluaskan program karena program tersebut sudah berhasil dengan baik jika dilaksanakan lagi di tempat waktu yang lain.er
Dengan demikian untuk mengevaluasi kurikulum dibutuhkan pendekatan yang mengarahkan pada penelitian yaitu dengan menggunakan evaluasi kurikulum kuantitatif dan pendekatan evaluasi kurikulum dengan kualitatif. Makalan ini akan membahas tentang pendekatan evaluasi kurikulum secara kuantitatif dan kualitatif.

Pedekatan Evaluasi Kurikulum :
1. Pendekatan Tradisional
Dalam pemakaian pendekatan tradisional ini untuk mengevaluasi kurikulum lebih menekankan pada mata pelajaran tertentu saja yaitu mata pelajaan membaca, menulis dan berhitung sesuai dengan tuntutan masyarakat pada waktu itu. Penilaian ditujukan kepada hasil-hasil ujian bersifat kecerdasan saja. Usaha memahami murid secara individu hanya dalam hal kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang merupakan bahan pokok dalam silabus kurikulum sekolah. Penguasaan mata-mata pelajaran itulah yang menjadi tujuan pendidikan.
Pendekatan ini berakhir sejak Spencer 1859 banyak memberikan contoh dalam mata pelajaran menulis dan menunjukkan pentingnya bahasa dan evaluasi kurikulum. Dia telah berusaha mengumpulkan banyak informasi tentang harapan-harapan orang tua mengenai metode mengajar bahasa serta informasi umum tentang usaha peningkatan pendidikan dan tentang hambatan-hambatan yang dihadapi. Ini semua penting sebagai bahan bagi evaluasi kurikulum.
Spencer mengemukakan sebuah isi pendidikan yang menjadi tujuan pendidikan secara komplet dalam kehidupan. Ini erat kaitannya dengan berbaga jenis kegiatan dalam kehidupan.

2. Pendekatan Sistem
Dalam pendekatan sistem, semua komponen terlibat termasuk juga semua komponen manusia yang bertanggung jawab dalam proses evaluasi. Komponen-komponen evaluasi tersebut terdiri atas komponen kebutuhan dan feasibility, komponen masukan, komponen proses dan komponen produk. Keempat komponen ini mesti menjadi landasan pertimbangan dalam mengevaluasi kurikulum secara sistematis.
Dengan demikian, memang dapat kita bedakan dengan cara menilai kurikulum gaya lama. Penilaian kurikulum gaya lama hanya menitik beratkan penilaiannya pada aspek produk, yakni menilai sejauh mana terjadi perubahan perilaku pada diri siswa. Kita lupa bahwa perubahan perilaku itu bergantung pada faktor masukan, misalnya entering behavior pada diri siswa, dan faktor proses, yakni bagaimana prosedur instruksional itu dilaksanakan dan siapa yang melaksanakannya. Jadi ketiga komponen itu saling mengait.

Pendekatan evaluasi kurikulum ada 2 metode yang digunakan :
1. Metode kuantitatif
Pendekatan ini lebih menekankan pada paradigma bahwa suatu variabel/gejala dapat digambarkan secara teoritik.
Langkah-langkah dalam pendekatan kuantitatif
1. Perumusan masalah
Merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya dan mengidentifikasikan faktor-faktor yang berhubungan di dalamnya.
2. Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hipotesis.
Merupakan argumentasi yang menjelaskan kaitan yang mungkin terdapat antar berbagai faktor terkait dan membentuk konstelasi masalah. Kerangka berfikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis yang teruji kebenarannya dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang relevan dengan permasalahannya.
3. Perumusan hipotesis.
Merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap jawaban dari pertanyaan yang diajukan dan bahannya merupakan kesimpulan dari pengembangan kerangka berfikir.
4. pengajuan hipotesis
merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan dan untuk membuktikan bahwa fakta-fakta tersebut mendukung dan menolak hipotesis.

5. Penarikan kesimpulan
Merupakan penilaian apakah hipotesis ditolak atau diterima.
2. Metode kurikulum
Metodologi penelitian dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting) dan data yang dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif. Oleh sebab itu penelitian ini disebut metode kualitatif. Metode ini berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan penghayatan. Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.
Responden dalam metode ini berkembang terus secara bertujuan sampai data yang dikumpulkan dianggap memuaskan. Alat pengumpulan data atau instrumen penelitian dalam metode kualitatif ialah si peneliti sendiri. Jadi penelitian merupakan key instrument, dalam mengumpulkan data si peneliti harus terjun sendiri ke lapangan secara aktif. Teknik pengumpulan data yang sering digunakan ialah observasi partisipasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik angket tidak digunakan dalam pengumpulan data.
Langkah-langkah penelitian kualitatif
Sebenarnya tidak ada langkah yang baku dalam penelitian kualitatif. Karena langkah-langkahnya tidak linier seperti dalam penelitian kuantitatif, melainkan sirkulasi, sehingga dapat dimulai dari manapun.
Jadi, dalam penelitian kualitatif, langkah-langkah penelitian tidak dapat ditentukan dengan pasti seperti halnya penelitian kuantitatif, karena langkah-langkah dalam penelitian kualitatif tdak mempunyai batas-batas yang tegas. Tidak terdapatnya batas yang tegas ini disebabkan desain dan fokus penelitiannya dan berubah-ubah atau bersifat emergent. Walaupun demikian langkah-langkah penelitian kualitatif dapat dibagi atas :
a. orientasi melalui bacaan, wawancara ke lapangan
b. eksplorasi, yaitu mengumpulan data berdasarkan fokus penelitian yang sudah jelas.
c. Member check, yaitu memeriksakan laporan sementara penelitiannya kepada reponden atau kepada pembimbing.
Tujuan member check ini ialah agar responden dapa memberikan informasi baru lagi atau responden dan pembimbing dapat menyetujui kebenaranya, sehingga hasil penelitian lebih dapat dipercaya.
Walaupun demikian tidak terdapat langkah-langkah yang pasti, untuk langkah-langkah setiap penelitian :
1. Studi pendahuluan
Berguna untuk menjajaki keadaan di lapangan, masalah apakah kiranya yang layak dan penting untuk diteliti. Masalah pada mulanya sangat umum, kemudian mendapatkan fokus yang ditujukan pada hal-hal yang lebih khusus. Tetapi fokus itu masih dapat berubah.
2. Pembuatan pradesain penelitian
Penelitian tidak bertujuan untuk menguji atau membutikan teori seperti dalam metode kuantitatif, melainkan untuk dikembangkan yang akhirnya menelorkan atau menemukan teori baru berdasarkan data yang didapatkannya di lapangan
3. Seminar Prasedain
Setelah pradesain selesai dibuat, maka perlu diseminarkan. Seminar ini berguna untuk mendapatkan umpan balik terhadap hal-hal yang perlu mendapatkan perbaikan. Dan setelah pradisain mendapat persetujuan pembimbing, barulah peneliti terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang relevan.
4. Memasuki Lapangan
Langkah awal dalam usaha memasuki lapangan ialah memilih lokasi situasi sosial. Setiap situasi sosial mengandung unsur; tempat, pelaku dan kegiatan.
5. Pengumpulan Data
Data-data yang dikumpulkan meliputi tempat, pelaku dan kegiatan.
6. Analisis Data
Data harus dianalisis setelah dikumpulkan dan dituangkan dalam bentuk laporan lapangan. Tujuan analisis data ialah untuk mengungkapkan :
a. data apa yang masih perlu dicari
b. hipotesis apa yang perlu diuji
c. pertanyaan apa yang perlu dijawab
d. metode apa yang harus digunakan untuk mendapatkan informasi baru
e. kesalahan apa yang harus diperbaiki.
Perbedan antara kuantitatif dan kualitatif
Kuantitatif Kualitatif
Latar belakang • Dilihat berdasarkan angka yang terlihat atau data yang sudah ada. • Melalui keadaan yang dilihat berdasarkan kenyataan yang ada. Misal kebiasaan yang terjadi
Rumusan masalah • Mantap • Emergent
Tujuan • Menguji teori
• Mendapatkan hubungan antar variabel
• Generalisasi • Mengembangkan teori
• Mencari makna

• Khusus
Hipotesis • Mantap • Sementara
Penyusunan teori • Logika deduktif • Logika induktif
Waktu penelitian • Cepat/terbatas • Lama/bebas
Sampel • Banyak
• Tetap
• Umumnya acak
• Representatif • Sedikit
• Snowball
• Purposive
• Tidak representatif
Teknik pengumpulan data • Umumnya angket
• Wawancara berstruktur • Observasi partisipasi
• Tidak berstruktur
Instrumen penelitian • Angket, wawancara, dokumentasi, observasi • Peneliti sendiri
Analisis Data • Statistik
• Deduktif
• Setelah data terkumpul • Non-statistik
• Induktif
• Terus-menerus
Hubungan dengan responden • Kurang intim
• Hubungan peneliti-responden
• Jangka pendek • Intim
• Setara

• Jangka panjang
Usulan desain • Mantap
• Projektif
• Langkahnya jelas • Berubah-ubah
• Retrospektif
• Bebas



Selanjang Pandang Perjalanan Kurikulum di Indonesia
a. 1947  pada kurikulum ini menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar bangsa lain di muka bumi ini.
b. 1952  mengarah pada sistem pendidikan nasional. Setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
c. 1964  Pada kurikulum ini pemerintah punya keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga dipusatkan pada panchawardhana.(pengembangan moral, kecerdasan, emosional, keuletan dan jasmani).
d. 1968  kurikulum ini berorientasi pada perubahan struktur kurikulum panchawardhana menjadi jiwa pancasila, pengetahuan dasar dan kecakapan khusus sesuai dengan UUD 1945.
e. 1975  berorientasi pada tujuan, pendekatan integratif, penekanan efisiensi waktu, pendekatan sistem instruksional dan penekanan stimulus respon.
f. 1984  proses pembelajarannya menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran.
g. 1994  kurikulum ini adalah penyempurnaan dari kurikulum 1984 yang tidak memperhatikan isi pelajaran, maka kurikulum ini lebih menekankan pada isi pelajaran.
h. KBK  pengembangan kemampuan untuk melakukan kompetensi-kompetensi tertentu sesuai dengan standar yang ditetapkan.
i. KTSP  kurikulum di Indonesia sekarang menggunakan kurikulum KTSP. Kurikulum ini lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. akan tetapi esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi.
Untuk mengevaluasi sebuah kurikulum setidaknya perlu diketahui juga komponen apa saja yang perlu dan wajib dan diperhatikan sebelum melakukan evaluasi kurikulum baik dalam pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Komponen kurikulum yang paling mendasar adalah tujuan, materi, metode dan evaluasi. Keempat komponen ini bisa kita jadikan sebagai bahan sasaran dalam mengevaluasi kurikulum.
Misal kita akan mengevaluasi kurikulum yang sekarang sedang digunakan. Yaitu kurikulum KTSP. Pertama identifikasi tujuan apa yang ingin dicapai dan apakah sudah tercapai. Kedua materi apa yang digunakan dan apakah sudah berhasil sesuai dengan cita-cita. Ketiga metode apa yang digunakan apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan. Terakhir mengenai evaluasi, apakah sudah terlaksana dengan baik. Untuk mengungkapkan semua komponen kurikulum ini apakah sudah dianggap berhasil dibutuhkan pendekatan evaluasi, bisa menggunakan kuantitatif dan kualitatif.
Menurut Jujun S. Sumantri (1988) menyatakan bahwa penelitian kualitatif sebaiknya diikuti oleh penelitian kuantitatif, agar dapat memberikan kenyataan yang lebih akurat yang berguna dalam kegiatan prediksi dan kontrol. Misalnya : kita melakukan penelitian kualitatif telah berhasil menemukan adanya pengaruh peningkatan prestasi belajar dan kompetensi keprofesional guru dalam mengajar terhadap penerapan kurikulum KTSP sekarang. Selanjutnya jika kita diminta memutuskan mana yang perlu mendapat prioritas utama antara kedua faktor peningkatan prestasi belajar dan keprofesional guru yang ada pengaruhnya terhadap penerapan kurikulum KTSP, maka perlu dilanjutkan dengan penelitian kuantitatif.

Dalam mengevaluasi kurikulum ada beberapa pendekatan yang digunakan. Pendekatan tradisional sempat digunakan pada zaman dahulu saat tuntutan zaman yang menekankan pada peserta didik bisa membaca, menulis dan berhitung. Dan akhirnya pada pendekatan sistem yang lebih memperhatikan komponen kebutuhan dan feasibility, komponen masukan, komponen proses dan komponen produk.
Untuk mengevaluasi kurikulum dibutuhkan penelitian mengenai berhasil tidak kurikulum yang telah diterapkan dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif penggunaannya lebih pada aspek angka yang dibuat dalam penelitian ini. Namun beda dengan penggunaan metode kualitatif, lebih pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan penghayatan. Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.
Jika diterapkan dalam mengevaluasi sebuah kurikulum, kedua metode ini bisa digunakan untuk mendapatkan hasil yang akurat. Untuk mengevaluasi kurikulum perlu diketahui komponen apa saja menyelimuti sebuah kurikulum ini, setelah itu diperlukan metode-metode apa saja yang harus kita ketahui untuk bisa menyimpulkan kurikulum yang dievaluasi.
Hamalik, Oemar. 1993. Evaluasi Kurikulum. Remaja Rosdakarya : Bandung.
Usman, Husaini dkk. 2000. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara : Jakarta.
htttp/www.google.com.evaluasi kurikulum./metode kualitatif&kuantitatif.
http/www.yahoo.com.metode kualitatif & kualitatif.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Ass. aq ngpy bt ref tgs. mksh